Catatan Asyura: Hidup Beragama Dibuat Enak Saja

Hidup semestinya dibuat enak dan nyaman. Tak perlu menghakimi aksi teatrikal komunitas Syiah yang memilukan dalam mengenang tragedi pembantaian Husain di Karbala. Tak usah pula menyelidik keabsahan amalan Asyura yang dibiasakan jutaan komunitas muslim di dunia.

Cara pandang ini tampak dalam spirit melakukan 12 Amalan di Hari Asyura yang diajarkan Ulama Sunni, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Hasyiyah I’anat al-Thalibin II hal. 301.

Keduabelas amalan itu adalah:

(1) Salat sunnah

(2) Puasa sunnah

(3) Silaturrahim

(4) bersedekah

(5) Mandi sunnah

(6) Memakai celak mata dan alis

(7) Berkunjung ke tempat orang alim

(8) Menjenguk orang sakit

(9) Mengusap kepala anak yatim

(10) Mentraktir anggota keluarga (anak-istri)

(11) Memotong kuku, dan

(12) Membaca surat ikhlas 1000 x .

Terlalu naif menolak tradisi yang baik dengan alasan tak ada dalilnya. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda: “Barang siapa memulai kebiasaan yang baik maka ia akan mendapat pahala dari amal pribadinya dan orang-orang yang mengikutinya.” Tampaknya keduabelas amal itu baik semua.

Justru seharusnya kita perlu belajar dengan para ulama Sunni yang membiasakan tradisi Asyura dengan cara mereka itu. Ketidak cocokan mereka dengan kebiasaan golongan Syiah mengenang tragedi Karbala tak ditunjukkan dengan mem-bully, mengejek, menghujat maupun mempolitisasi pandangan dan sikap golongan lain.

Sebaliknya ulama Sunni mempelopori gerakan akal sehat, bahwa hidup seharusnya dibuat enak dan beragama seharusnya menghadirkan kedamaian. Caranya tidak ikut larut sedih mengingat sejarah kelam, akan tetapi sejarah dijadikan pilihan untuk kehidupan ke depan. Oleh sebab itu para ulama Sunni dengan penuh kearifan menyuguhkan pilihan amalan yang menyegarkan, menyenangkan, dan mendamaikan melalui 12 pilihan amalan.

Mudah-mudahan kita bisa mengamalkan, minimal salah satu dari keduabelas amalan merayakan Asyura. Amiin.