Sedang Membaca
Kiai Najib Abdul Qodir Al-Hafidz: Sang Guru Sejati
M. Ishom el-Saha
Penulis Kolom

Dosen di Unusia, Jakarta. Menyelesaikan Alquran di Pesantren Krapyak Jogjakarta dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

Kiai Najib Abdul Qodir Al-Hafidz: Sang Guru Sejati

Fb Img 1609761056050

Cucu KH. Muhammad Munawwir yang mewarisi keahlian dan kepakaran di bidang tahfidz al-Quran dan qiraah sab’ah seperti sang kakek, telah menghadap Allah Swt pada hari Senin sore ini, dalam usia 66 tahun.

Berita ini sangat mengejutkan terutama bagi santri-santrinya yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Belum lama ini, beliau sempat mampir ke kediaman keluarga kami yang sedang menggelar acara haul Kiai Anwar Kudu Semarang. Beliau dari mudanya dikenal sering menyambangi rumah santri-santrinya yang dilalui pada saat melakukan perjalan ke luar kota. Inilah salah satu keistimewaan Kiai Najib yang sulit dilupakan oleh para santrinya.

Kiai Najib merupakan sosok kiai yang sangat rendah hati dan enggan menonjolkan diri. Pada saat Pesantren Krapyak kedatangan tamu penting mulai dari presiden sampai pejabat daerah lainnya, seperti biasa para pengasuh berkumpul menyambut mereka. Hanya saja kalau yang lainnya duduk di depan, Kiai Najib memilih duduk dalam deretan para santri.

Pernah terjadi pada waktu kunjungan Wakil Presiden Tri Sutrisno ke Pesantren Krapyak, Kiai Najib terlihat duduk di deretan kursi paling belakang. Pangeran Joyokusumo adik Hamengkubuwono X yang ikut hadir mendampingi Tri Sutrisno pada saat itu juga menghampiri Kiai Najib supaya bergeser ke deretan kursi paling depan. Peristiwa ini dilihat langsung oleh para santri dan para tamu yang hadir waktu itu.

Baca juga:  A. A. Achsien, Wartawan NU yang Lahir 12 Juli, Wafat 12 Juli

Dalam kesehariaanya Kiai Najib terbiasa hidup sangat sederhana. Beliau menempati rumah peninggalan ayahnya, Kiai Abdul Qodir Munawir. Di rumah ini pula beliau menjamu tamu-tamu yang datang dengan selalu mempersilahkan makan bersama beliau. Istri beliau setiap harinya selalu memasak lebih banyak untuk disajikan kepada para tamu Kiai Najib. “Tamu harus dimuliakan sebaik-baiknya,” kata beliau menasehati santrinya.

Kediaman beliau baru direnovasi setelah terjadi gemba besar di wilayah Bantul, Yogyakarta, karena sebagian besar bangunan rumah rusak dan membahayakan. Seperti sebelumnya, rumah ini selalu saja didatangi para tamu yang ingin sowan kepada Kiai Najib yang dikenal warak.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top