Annisa Diana Putri
Penulis Kolom

AlumnusUniversitas Nasional. Berminat dalam penulisan kolom tradisi, Anggota komunitas puan menulis.

Cara Menelusuri Berita Hoax Seputar Covid 19

Di zaman pandemi seperti ini, media sosial atau media masa menjadi bagian primer untuk berbagi dan mencari informasi. Memesan makanan online, sekolah online, kerja online, bahkan menonton TV atau mendengarkan Radio pun melalui online. Mengingat saat ini sedang diberlakukan kebijakan PPKM yang tidak boleh kemana-mana.

Atas dasar inlah berbagai macam informasi dengan mudahnya masuk ke masyarakat dan dikonsumsi oleh masyarakat, tanpa mencari tahu kebenarannya. Biasanya Informasi broadcast dari grup Whatsapp yang sangat mudah dikonsumsi oleh masyarakat. Di tengah masa seperti ini, banyak orang yang panik dan menelan bulat-bulat informasi tersebut.

Sudah banyak pelaku-pelaku yang ditangkap atas informasi hoax atau informasi palsu yang tidak dapat diuji kebenarannya. Bahkan, pelaku yang menyebarkan informasi hoax tersebut juga kini dapat  dihukum pidana. Pasalnya berita hoax yang menyebar sebagian besar malah membuat pembaca semakin khawatir, atau malah makin acuh terhadap keadaan sekarang.

Contohnya yang baru-baru ini, yang sangat membuat banyak masyarakat percaya dengan opininya Dr Lois Owien, yang mengaku dokter dan memberikan opini bahwa korban yang selama ini meninggal akibat Covid-19 adalah bukan karena Covid-19 melainkan diakibatkan oleh interaksi antar obat dan pemberian obat dalam enam macam.  dr Lois yang dituding membuat keonaran dan menghalang-halangi penanggulangan wabah itu tersebar di media sosial. Seluruh unggahan itu kekinian telah diamankan sebagai barang bukti.

Baca juga:  Kitab Suci, Kopor, dan Penerbit

Nyatanya sosok dr. Lois yang bernama lengkap Lois Owien ini diketahui tidak berstatus dokter. Surat Tanda Registrasi (STR) diketahui sudah tidak aktif sejak 2017. Sehingga Dr Lois tidak menangani sama sekali pasien covid-19. Bahkan hasil dari opini Dr Lois ini telah mamakan korban, Warga Depok bernama Helmi menceritakan bahwa ayahnya mempercayai opini Dr Lois sehingga tidak mau mengikuti vaksin, dan saat mengalami Covid tidak mau makan obat karena takut interaksi obat. Dan akhirnya sang Ayah pun meninggal.

Ada lagi video hoax yang juga tak kalah viral, yang mulai masuk ke grup-grup whatsapp, yaitu vidio pemakaman dengan prokes namun peti matinya kosong. Banyak yang berasumsi hal itu untuk menakut-nakuti rakyat dari Covid-19. Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pemakaman peti kosong di Klaten, Jawa Tengah untuk menakut-nakuti rakyat merupakan klaim yang menyesatkan.

Faktanya, bukan untuk menakut-nakuti. Kejadian pemakaman peti mati kosong di Desa Karanglo, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Minggu, 11 Juli 2021 itu merupakan miskomuniskasi dari petugas rumah sakit. Peti mati kosong yang sudah dikubur itu kemudian dibongkar kembali dan jenazah warga yang sebelumnya masih berada di rumah sakit pun dikuburkan pada Senin pagi.

Bulan Mei kemarin, digegerkan dengan berita hoax mengenai beredar narasi yang menyebutkan vaksin COVID-19 mengandung mikrocip magnetis. Narasi tersebut tidak benar. Beberapa video tentang hoax itu sudah beredar di media sosial. Unggahan-unggahan tersebut menunjukkan seseorang meletakkan koin uang Rp.1.000 di lengan bekas suntikan vaksinasi COVID-19. Hasilnya koin menempel seolah membuktikan narasi vaksin COVID-19 yang mengandung mikrocip magnetis adalah benar.

Baca juga:  Pemetik Puisi (20) Bersama Itu Berhikmah

Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan persoalan tersebut perlu dikaji dengan baik. Ia menjelaskan lubang jarum suntik sangat kecil, tidak ada partikel magnetik yang bisa melewati. “Vaksin berisi protein, garam, lipid, pelarut, dan tidak mengandung logam. Jadi perlu dijelaskan bahwa berita itu hoax,” katanya. Sebuah logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembab biasanya disebabkan keringat. Pecahan uang loga seribu rupiah terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan bahan yang bisa menempel karena daya magnet.

Dan masih banyak lagi berita-berita yang dianggap hoax dan tidak teruji kebenarannya, yang malah membuat masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan yang sudah ada, apalagi berita hoax yang tujuannya menakut-nakutkan malah akan membuat stress dan menurunkan imun. Sehingga peluang untuk terdampak Covid malah semakin besar.

Demi menjaga hidup yang lebih baik kita harus memfilter berita yang kita terima, cari tahu tentang berita tersebut bila berita tersebut mengenai Covid-19. Bisa langsung mengunjungi Situs resmi www.covid19.go.id serta link s.id/infovaksin sudah dilengkapi dengan kolom hoax buster. Manfaatkan dan mari stop penyebarannya dimulai dari jempol kita,

Hidup akan semakin baik dan sehat bila diri sendiri juga menghindari hal-hal yang dirasa tidak benar kebenarannya. Telusuri dahulu info tersebut. Apakah info tersbut dari situs yang resmi atau hanya potongan vidio atau opini orang tanpa ada pembuktian dan penjelasan yang ilmiah.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top