Sedang Membaca
Nasruddin Hoja Minta Guru Besar Turun dari Kursinya
Hajriansyah
Penulis Kolom

Penulis Sastra. Meminati seni dan dunia sufi

Nasruddin Hoja Minta Guru Besar Turun dari Kursinya

Nasruddin Hoja sebenarnya bukan orang biasa. Selain guru, dia mengajar di beberapa madrasah kecil. Dia juga dikenal dekat dengan beberapa pejabat. Bahkan sultan sediri sesekali memanggilnya untuk minta dinasihati.

Tapi Nasruddin juga bukan orang yang senang duduk berlama-lama dengan penguasa, apalagi berselfi ria kayak kamu. Nasruddin bukan tipe orang begitu. Dia lebih senang duduk di pasar, duduk mengajar. Dan bila waktu merasa harus mengisi isi kepala, dia juga tak ragu ikut belajar, duduk bersama yang jemaah.

Hari itu misalnya. Seorang guru besar dari kota datang ke kampung kecilnya. Orang-orang menyambutnya, termasuk Nasruddin, dan memberinya kesempatan untuk menyampaikan pengetahuannya. Sang Guru Besar tahu tentang Nasruddin, dari kabar-kabar yang beredar di kalangan petinggi negeri, dan begitu melihatnya dia langsung mengenalnya.

Ketika Nasruddin menyalaminya, ia mengajaknya duduk di muka di sampingnya. Tapi Nasruddin menolaknya, dan guru besar memakluminya karena sudah sering mendengar tabiat Nasruddin.

“Okelah, kalau Hoja mau duduk bersama jemaah saja, saya memahaminya. Saya permisi bicara.”

“Silakan, Tuan Guru besar.”

Orang-orang yang hadir cukup banyak, hampir seluruh laki-laki di kampung malam itu berada di masjid. Mereka menunggu apa yang akan disampaikan Guru Besar yang datang dari kota lengkap dengan pakaian kebesarannya. Tapi setelah lama duduk di kursi yang disediakan di depan, tak juga sang Guru berkata. Orang-orang mulai gelisah.

Baca juga:  Bertukar Humor di Yerusalem

Akhirnya sang Guru Besar membuka mulutnya.

“Hadirin sekalian! Sebenarnya saya tidak bisa berbicara di atas kursi macam begini. Sebenarnya aku ingin bicara, tapi tak sedikit pun terbersit sesuatu di benakku.”

Guru besar memandang kepada Nasruddin. Orang-orang memandang Nasruddin. Nasruddin memandang Sang Guru Besar.

“Wahai Guru Besar,” kata Nasruddin, “Jika tak sedikit pun sesuatu yang terbersit di dalam benakmu, apakah juga tidak terpikirkan olehmu untuk turun dari kursi yang kau duduki itu?!”

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top