Sedang Membaca
Fathimah binti Asad: Perempuan Pengganti Khadijah

Nahdliyin, menamatkan pendidikan fikih-usul fikih di Ma'had Aly Situbondo. Sekarang mengajar di Ma'had Aly Nurul Jadid, Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo. Menulis Sekadarnya, semampunya.

Fathimah binti Asad: Perempuan Pengganti Khadijah

Husein fahasbu

Pada tahun kesembilan dari nabi menerima mandat dari Allah Swt. dua orang penyokong utama dakwah beliau wafat. Dua orang itu adalah Khadijah, istri tercinta dan Abu Thalib paman paling setia. Khadijah bukan hanya sebagai istri yang menenangkan nabi ketika gundah, menguatkan nabi ketika rapuh tetapi ia adalah donatur utama dakwah Islam. Ketika kaum Muslimin diembargo besar-besaran oleh kaum Quraish, Khadijah terdepan mengeluarkan hartanya hingga kekayaannya makin menyusut.

Begitupula dengan Abu Thalib, paman nabi yang begitu kharismatik. Ia hadir seperti orang tua. Serangan kepada nabi baik dari kerabat atau orang lain, berusaha ditangkis oleh Abu Thalib. Kepada dua orang itu, nabi banyak berharap bantuan.

Duka itu kemudian datang, keduanya wafat dan pergi meninggalkan nabi secara hampir bersamaan. Nabi sangat terpukul. Kesedihan begitu tampak di raut wajah nabi. Di tengah rasa sedih yang amat mendalam, hadirlah seorang perempuan bernama Fathimah binti Asad, istri Abu Thalib dan ibunda Ali bin Abu Thalib, yang menggantikan posisi Khadijah mengurus keperluan nabi. Ia juga menggantikan posisi suaminya, Abu Thalib dalam aspek pembelaan pada nabi. Ketika nabi hijrah ke Madinah, ia juga ikut hijrah dan terus membersamai nabi.

Nama lengkapnya adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay, termasuk perempuan pertama yang berhijrah ke Madinah. Ulama masih berbeda pendapat apakah ia berhijrah ke Madinah atau tinggal di Mekkah dan wafat di sana? Pendapat pertama lebih kuat.

Baca juga:  Kisah Merpati di Zaman Nabi

Fathimah adalah perempuan yang baik dan berakhlak mulia. Ketika di Madinah, kebaikan-kebaikannya pada nabi tak terhenti. Ia terus berlaku baik pada nabi bahkan juga pada putri nabi yang belakangan menjadi menantunya, yaitu Fathimah binti Muhammad. Kebutuhan Air, alat masak dan semua kebutuhan dapur Ali terus dibantu oleh ibundanya. Tidak ada tujuan lain kecuali ingin terus berkhidmah pada nabi dan keluarganya.

Dari itu, nabi begitu menghormatinya dengan penghormatan yang amat besar. Nabi sering mengunjungi rumahnya, terutama di waktu-waktu qailulah (waktu sebelum zuhur). Nabi begitu merasa banyak berhutang budi pada perempuan ini.

Fathimah adalah satu dari beberapa contoh perempuan yang namanya tercatat sebagai pejuang dalam agama Islam. Ia berkhidmah pada agama melalui nabi dan putra-putrinya. Ketika ia meninggal, nabi tak bisa menutupi kesedihannya. Nabi ikut terdepan merawat jenazah Fathimah. Beliau ikut turun ke dalam kubur Fathimah dan mengantarkan sampai titik akhir hidupnya. Bahkan yang paling fenomenal adalah kain kafan Fathimah adalah jubah yang dipakai nabi.

Melihat begitu tinggi penghormatan nabi pada Fathimah binti Asad, beberapa sahabat terheran-heran. Salah seorang dari mereka bertanya:

“Kenapa engkau begitu menghormatinya, wahai Nabi!”.

Nabi menjawab:

“Setelah Abu Thalib pamandaku, ia (Fathimah binti Asad) adalah orang paling baik terhadapku”.

Baca juga:  Mbah Basyir Kudus, Sang Kiai Tirakat

Melihat itu semua, tak bisa dibayangkan betapa mulia kehidupan akhirat Fathimah. Kuburnya berkat nabi ikut turun ke dalamnya akan terpenuhi cahaya keagungan dan diselimuti ampunan dari Allah Swt. Jika bukan orang mulia tentu tak akan mendapatkan posisi mulia seperti Fathimah binti Asad.[]

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top