Sedang Membaca
Seputar Kontroversi Mesut Ozil
Hasna Azmi Fadhilah
Penulis Kolom

Peneliti dan pemerhati politik yang tinggal di Jatinangor Sumedang. Bisa dijumpai di akun Twitter @sidhila

Seputar Kontroversi Mesut Ozil

1 A Mesut

“Rassismus und Respektlosigkeit.” Rasisme dan Tidak Dihargai, itu dua alasan utama mengapa Mesut Ozil akhirnya memutuskan untuk hengkang dari timnas Jerman dua tahun lalu.

Sempat bersinar dan membawa Jerman juara dunia di Brazil tahun 2014, Ozil sekarang malah sengaja menjaga jarak dari Der Panzer. Selain dikambinghitamkan karena gagal membawa Jerman melangkah ke babak penyisihan grup pada gelaran Piala Dunia Rusia 2018, Ozil juga disebut-sebut sudah tidak memiliki loyalitas dan nasionalisme yang tinggi pada tanah air kelahirannya. Kenapa?

Tak lain karena menjelang helatan besar sepakbola empat tahunan itu, fotonya dengan Presiden Turki Recep Erdogan beredar luas ke publik. Meski Ozil membantah pertemuannya dengan Erdogan bermuatan politik, namun pemberitaan media yang gencar dan tudingan tak lagi loyal, membuat konsentrasi pemain kelahiran Gelsenkirchen ini agak terganggu. Tak heran, dalam tiga pertandingan penyisihan Piala Dunia 2018 lepas, ia hanya dimainkan dua kali menyusul performa dalam latihannya yang kurang apik.

Pasca tersingkirnya tim panser, mantan pemilik nomor punggung 10 pada tim Bavaria ini makin dicecar, namun berbagai hujatan itu malah ia tampik balik dengan mengatakan bahwa DFB (Deutscher Fuball-Bund) atau Asosiasi Sepakbola Jerman lah yang perlu berbenah, bukan dirinya. Bahkan tak tanggung-tanggung ia secara lantang mengkritik Reinhard Grindel yang waktu itu masih menjabat sebagai presiden DFB dengan mengatakan, “I will no longer stand for being a scapegoat for his incompetence and inability to do his job properly.”

Kini, dengan hanya bergabung dengan Arsenal, dan performa yang tidak semoncer dulu, Ozil masih saja panen kritik. Menjelang pertandingan melawan New Castle Minggu esok, kecaman datang dari legenda the Gunners, Paul Merson yang kurang suka dengan gaya Ozil yang tak berhenti berkomentar negatif atas kepelatihan Unai Emery meski kini Emery sendiri sudah digantikan oleh Mikel Arteta.

Baca juga:  Ibnu Hazm: Ulama Kaya, Tangguh, dan Temperamental

Paul menuding cara Ozil membanding-bandingkan pelatih adalah cerminan ketidakprofesionalannya sebagai pemain tingkat internasional. Tidak hanya itu hengkangnya Emery juga disebut-sebut karena perseteruan internalnya dengan beberapa pemain, termasuk Ozil.

Secara gamblang Emery menyampaikan pada pers, “Kami kehilangan identitas untuk tetap berada di trek yang benar. Lalu, beberapa bintang tidak memiliki sikap yang sepatutnya dan selalu meminta lebih dari yang mereka berikan.”

Pernyataan tersebut diduga kuat ditujukan kepada Ozil. Tak ayal, hal ini kemudian ditanggapi Ozil dengan membalas cibiran pelatih yang bertahan di Arsenal selama 18 bulan itu, “Sebagai tim, kami jauh lebih baik sekarang dan kini tiap pemain siap bermain dengan jauh lebih total dibandingkan sebelumnya.”

Selain kritis di lapangan, di luar dunia sepakbola, ia pun sempat memantik kontroversi dengan Pemerintah China ketika memposting bendera bintang bulan sabit warna biru di sosial medianya yang mengindikasikan bahwa ia prihatian dengan kebijakan pemerintahan Xi Jin Ping dalam memperlakukan etnis Uighur. Dalam postingan panjang tiga paragraf itu, ia juga menyisipkan doa agar Allah membantu suku Uighur dalam menghadapi tindakan semena-mena diktatorisme Beijing.

Buntut dari postingan tersebut, rencana pertandingan langsung Arsenal pada minggu itu batal ditayangkan dan diganti dengan rekaman kemenangan 2-1 Tottenham atas Wolves. Bahkan NetEase, yang menerbitkan waralaba PES di China, mengatakan mantan pemain Jerman itu telah dihapus dari rekam jejak mereka. Imbasnya, tidak akan ada Ozil dalam permainan PES 2020, tak cuma versi konsol game seperti Playstation atau XboX, versi mobile pun takkan bisa memainkan Mesut Ozil.

Baca juga:  Kiai Ali Maksum, Sumber Inspirasi Kosmopolitanisme Islam Gus Dur?

Menanggapi cuitan kontroversial suami Amine Gulse, Arsenal lalu memilih untuk bersuara. Mereka menyatakan lepas tangan akan postingan Ozil dan sepenuhnya menegaskan bahwa Arsenal akan terus konsisten untuk bersikap apolitis. Keputusan Arsenal tentu bukan tanpa sebab, dengan pemasukan dari hak jual siaran sekitar $ 700 juta dalam siklus Liga Primer periode 2019-2022, tentu klub Kota London Utara tidak mau menyia-nyiakan potongan kue yang menggiurkan ini.

Meski Arsenal terkesan menjaga jarak, namun tindakan Mesut malah didukung oleh mantan manajer the Gunners, Arsene Wenger. Pria Prancis itu berpendapat bahwa apa yang disampaikan Ozil tidak perlu direspon secara berlebihan. Sebagai individu, Ozil berhak menyatakan opini pribadinya dan itu tidak harus dikaitkan dengan dunia sepakbola yang ia geluti.

“Mesut Ozil memiliki kebebasan bicara sebagaimana halnya semua orang, dan ia menggunakan kemasyhurannya untuk menyatakan pendapat, yang belum tentu disepakati semua pihak,” katanya.

Dan, ketika keputusan Ozil ternyata berdampak buruk pada popularitasnya, Wenger menambahkan, “yang terpenting adalah Ozil punya tanggung jawab pribadi. Ia tidak harus membawa-bawa nama Arsenal Football Club. Ketika membuat pendapat pribadi, ia harus menerima konsekuensinya.”

Walau mulai kehilangan banyak penggemar, utamanya dari China daratan karena pernyataan politisnya tentang Uighur baru-baru ini, Ozil tetap bersikap santai. Di negara kelahirannya, ia menanggapinya dengan lugas, “Jika aku bermain bagus, maka aku dianggap orang (Jerman). Jika bermain buruk, aku hanya seorang imigran di mata banyak orang.”

Baca juga:  Obituari: Ki Enthus dan Dua Wajah Keislaman Lupit-Slenteng

Dari sini, terlihat bahwa Ozil ingin menegaskan bahwa publik tidak pernah bersikap adil padanya. Bahkan pada beberapa kesempatan, sikap personalnya tetap disangkut-pautkan dengan kariernya dalam dunia kulit bundar, yang membuat ia kerap terpojok. Padahal sebagai pribadi, Ozil terkenal sebagai pesepakbola baik hati dan dermawan. Pada hari pernikahannya dengan mantan Miss Turki, Amine Gulse, ia membiayai operasi bagi 1000 anak tidak mampu dari segala penjuru dunia. Agen Mesut, Dr. Erkut Sogut juga menambahkan bahwa Ozil menyempatkan diri untuk menyumbang dan memberi makan 100 ribu gelandangan pada 16 titik pengungsian di Turki dan Suriah.

Kemurahan hati Ozil sendiri adalah buah nasihat dari ibunya yang menitipkan pesan agar ia terus berbagi harta kepada kaum papa, “Mesut, don’t forget, in life you are a guest in this world, like all of us. God gifted you with a certain talent but he didn’t give you this just to take care of yourself. If you don’t share your wealth with people who are in need then you are not my son.”

Tak heran, meski sekarang pamor atlet yang pernah menyabet pemain terbaik Jerman sebanyak lima kali ini meredup, semangatnya untuk terus berbagi dan menyuarakan keadilan bagi golongan minoritas dan tertindas akan tetap menyala.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
1
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top