Sedang Membaca
Hanya Era Gus Dur Abu Bakar Ba’asyir Tidak Dipenjara
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Hanya Era Gus Dur Abu Bakar Ba’asyir Tidak Dipenjara

Abu Bakar Ba’asyir, dengan inisal ABB, mungkin satu-satunya “tokoh Islam” yang terus-terusan punya perkara atau kasus hukum dari era Soeharto hingga Jokowi. Tapi ada satu waktu di mana dia pulang dari pelarian, bebas, mendirikan organisasi, bahkan bertemu presiden di istana. Di era siapa dia begitu bebas?

Tidak lain pada era Gus Dur menjadi Presiden RI. Ya, saat Gus Dur menjadi presiden, ABB pulang ke Solo, Jawa Tengah, setelah hampir 15 tahun berada di pelarian, Malaysia. ABB melarikan diri ke Malaysia bersama Abdullah Sungkar saat keduanya menjadi tahanan rumah. Waktu itu, kasusnya sedang dalam proses kasasi, Februari 1985.

ABB dan Sungkar dihukum sembilan tahun penjara dengan pasal penghasutan dan tidak mau menerima asus tunggal Pancasila, tahun 1983.

Baca juga:

Saat Habibie berkuasa, ABB belum berani pulang. ABB memberanikan diri pulang ke Indonesia tidak lama setelah Abdurrahman Wahid menjadi presiden. Dia kembali memimpin pesantrennya: Al-Mukmin, Ngruki, Solo. Belum ada keterangan pasti kenapa dia pulang di era itu. Tapi Obrolan ringan di warung kopi mengatakan bahwa ABB berani pulang karena dirinya dan Gus Dur sama-sama kelahiran Jombang. Tentu saja itu hanya lelucon.

Baca juga:  Humor sebagai Alat Menyebarkan Islam Ra(h)mah

ABB bukan hanya dapat menikmati udara bebas, tapi dia juga bertandang ke istana. Buku biografi Gus Dur yang ditulis Greg Barton mendokumentasikan selembar foto ABB menggandeng Gus Dur jalan-jalan selepas Subuh mengelilingi istana.

Bagi aktivis berpengalaman seperti ABB, tidak butuh waktu lama untuk konsolidasi. Pada bulan Agustus 2000, di Jogjakarta, dia mengumpulkan lebih dari seribu orang golongan ultra konservatif. Dan berdirilah Majlis Mujahidin Indonesia, disingkat MMI. ABB langsung bertindak sebagai komandannya, dengan sebutan “Amir”. Kantor pusatnya di Jogja, Jalan Veteran.

MMI sangat aktif menggelar halaqah-halaqah, mulai dari musala kampus hingga menyewa aula-aula luas. Mereka mengkampanyekan penegakan syaraiat. Tetapi mereka mengklaim tidak melakukan kekerasan sebagaimana Laskar Jihad pimpinan Ja’far Umar Thalib, yang juga bermarkas di Jogjakarta.

Gus Dur dilengserkan Juli 2001. Megawati menggantikannya. Sepanjang 2002, hari-harinya disibukkan dengan kepolisian dan pengadilan. Kasusnya macam-macam, mulai dari pelanggaran imigrasi hingga tersangkut bom Istiqlal. Bahkan ABB diduga kuat serangan bom Bali Oktober 2002 dengan korban tewas mencapai 200 orang. Dia jadi tersangka. Saat SBY berkuasa, ABB divonis bersalah atas konspirasi serangan bom Bali 2002, dan harus menjalani 2,5 tahun penjara. Juni 2006 dia bebas.

Agustus tahun 2010 ditahan, masih di era SBY, dengan tuduhan terkait jaringan terorisme Al Qaeda. Kurang dari setahun setelah penangkapan itu, Juni 2011, ABB divonis 15 penjara karena dinilai mendukung terorisme dengan sokongan dana dan latihan paramiliter.

Baca juga:  Gus Dur di Mata Milenial: Wali yang PenuhTeka-teki

Di Era Jokowi berkuasa, sejak 2014, tak ada kabar tentang ABB. ABB seperti dilupakan, sepanjang Jokowi periode pertama ini, memang tidak banyak berita-berita terorisme. Tapi Jumat pekan lalu, media-media Jakarta geger memberitakan kabar bahwa ABB akan dilepas. Dikabarkan ABB akan dilepaskan karena alasan kemanusiaan. Tapi ada yang bilang Jokowi mencari simpati untuk pemilu. Obrolan di warung kopi bilang, Jokowi akan membebaskan ABB karena sama-sama orang Solo.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top