Sedang Membaca
Kisah Hikmah Klasik (16): Doa Ibu Imam Abdullah
Sunnatullah
Penulis Kolom

Santri dan pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Bangkalan.

Kisah Hikmah Klasik (16): Doa Ibu Imam Abdullah

Fqnbkehxeaqu5hj

Di antara daftar biografi para ulama yang sudah menjadi ahli ilmu sejak masih kecil adalah Imam Abdullah Abul Barakat. Ia selain dikenal ahli faraidh (waris) dan ahli bahasa sastra, juga dikenal sebagai ahli fiqih (al-faqih) yang sangat luas dan sangat dalam pemahamannya, khusus dalam diskursus ilmu fiqih mazhab Hanabilah.

Kendati pun dikenal sebagai salah satu ulama sastra, ia tidak lantas lupa akan ilmu yang lainnya, bahkan menjadi ulama yang sangat berpegang teguh pada ajaran Islam yang diajarkan oleh ulama-ulama sebelumnya yang saleh (salafush shalih).

Dan, yang juga penting untu ditulis, ia memiliki perawakan yang tampan, badan tinggi, dan kulit putih. Namun sangat rendah hati kepada yang lainnya. Baginya, ilmu bukan untuk disombongkan, bukan pula untuk dijadikan alat untuk menghina orang lain. Ilmu adalah cahaya ilahi yang harus dimiliki dengan jiwa-jiwa rendah hati.

Syekh Abdullah Abul Barakat, begitulah namanya dikenal banyak orang, khususnya pengikutnya dalam mazhab Hanabilah. Nama lengkapnya adalah Imam Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakar bin Ismail bin Abul Barakat bin Makki az-Zarirati al-Baghdadi al-Hanbali.

Imam Abdullah dilahirkan pada paruh abad ketujuh, tepatnya bulan Jumadal Akhirah tahun 768 Hijriah di Baghdad, sebagaimana yang disematkan kepada namanya, al-Baghdadi (bangsa Baghdad). Dalam berpikir dan pertumbuhan intelektualitasnya, ia lebih dominan dipengaruhi oleh term-term mazhab Hanabilah, hingga pada akhirnya menjadi salah satu ulama yang berafiliasi pada mazhab Hanbali.

Baca juga:  Hikmah: Ajalmu Pendek Namun Angan-Anganmu Panjang

Doa Ibu Menjadi Penentu Kesuksesan Anaknya

Imam Abdullah Abul Barakat bisa dikatakan lahir dari Rahim yang tepat. Kedua orang tuanya selain dikenal sebagai ahli ibadah yang sangat taat, keduanya juga menjadi orang yang sangat cukup dalam semua kebutuhannya, khususnya perihal finansial. Dengannya, bisa sangat mudah untuk menitipkan anaknya pada sekolah seperti apa pun.

Selain itu, sejak dalam kandungan, sang ibu selalu berdoa kepada Allah agar bisa dikaruniai anak yang saleh, dan bisa berguna pada agama, dengan menjadi sosok yang ahli ilmu. Doa itu menjadi ucapan paling sering yang disampaikannya kepada Allah dalam jalinan interaksinya di sepertiga malam.

Allah SWT tidak pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang memohon kepada-Nya, apalagi di sepertiga malam. Dia tidak pernah mengecewakan siapa saja yang meminta dengan mengangkat tangannya di tengah malam, kemudian tangan itu kembali dalam keadaan tidak mendapat apa saja dari Allah.

Apa yang disampaikan oleh ibu dalam setiap malamanya telah menjadi catatan secara khusus bagi Allah. Di Lauhil Mahfuz nama putranya kelak akan benar-benar menjadi sosok yang tumbuh sebagai anak yang semangat akan ilmu pengetahuan, bahkan kelak akan mendedikasikan hidupnya untuk ajaran Islam dengan ilmu.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
1
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top