Sedang Membaca
Naik Pesawat Terbang Pertama Diperintah Gus Im
Juma'ali
Penulis Kolom

Dalang Wolak Walik, aktif di Lesbumi PBNU. Tinggal di Malang, Jawa Timur

Naik Pesawat Terbang Pertama Diperintah Gus Im

Gus Hasyim Wahid

Lama tidak telepon, tiba-tiba Gus Hasyim Wahid atau Gus Im (selanjutnya saya tulis GI) telepon saya: “Lik Jum, wani numpak pesawat?”

Saya jawab: “Pesawat opo, Gus?”

“Yo pesawat terbang. Gelem ta?”

“Nek lunga KAJI yo gelem aku…”

Lalu GI bicara serius sebentar. Lalu dia cepat menukas GI: “Ojok guyon…budalo Jakarta! Kode booking tak kirim nang Hp-mu…”

Lantas GI berpesan: ojok diduduhno wong liyo… Jangan dikasih tahu orang lain.

Ya saya diam saja pada siapa pun, termasuk istri. Sampai bandara Juanda saya juga tidak memberi tahu siapa-siapa, saya menunggu telepon selanjutnya. Maklum, ini pertama kali mau naik pesawat.

Kemudian GI telepon: “Wes budal? (sudah berangkat)”

“Wis sampai di Juanda…”

“Ijolno tiket gawe budal Jakarta!”

Tak pikir kode rahasia. Kadung istri tanya gak saya kasih tahu. Naik pesawat saya merem, pas ada minuman cuka apel tak minum biar bisa tidur, biar tidak ndredeg.

Sampai Cengkareng saya telepon GI: “Saya sudah di Jakarta, Gus…” Bingung mau kemana. Wong saya juga gak ngerti rumahnya. Lantas GI memandu saya: “Numpako taxi BB ojo numpak liyane!”

Saya naik taxi sesuai arahan. GI terus memandu saya lewat HP. Pak Sopir lihat saya penuh tanya saya mau nggaya, tapi dari telepon Pak Sopir tentu percaya gak percaya sama saya dengan potongan ndeso saya orang udik ke Jakarta.

Baca juga:  Humor Santri: Penjelasan Suka yang Melenceng

Akhirnya saya juga cerita pada Sopir Blue Bird, “Saya naik taxi Sampean ini karena saya diperintah adik Presiden Gus Dur… Yang ngundang saya ini Orang TOP.” Ini saya omongkan agar gak diapusi sopir TAXI IBUKOTA…

GI terus memandu yang sebelumnya selalu tanya, ” Wes teko ndi…”

Saya pun balas setelah dapat jawaban dari sopir. GI tanya lagi pas saya belum dapat bocoran sopir…ya saya jawab: “Sebentar saya tanya supir dulu.”

“Kalau sudah sampai Mayestik telepon yaa,” lanjut GI.

Saya kuwatir ditinggal tidur wong memang adatnya pagi waktunya beliau tidur… Nah sudah sampai Mayestik tak telepon langsung diangkat dan dilanjut dipandu.

Saya pun disambut beliau di depan gerbang pintu…

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
1
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top