Kulkas atau lemari es adalah termasuk kebutuhan sekunder yang begitu
diminati oleh banyak orang, terlebih kaum perempuan di rumah. Fungsi kulkas,
sebagaimana kita ketahui bersama, sangatlah banyak. Misalnya, untuk
mendinginkan air putih agar terasa lebih segar saat diminum ketika cuaca sedang
terik-teriknya, membuat es batu sebagai bahan campuran sirup dan teh, untuk
mengawetkan beragam jenis makanan agar lebih tahan lama (mulai dari roti hingga
aneka sayuran) dan masih banyak manfaat yang lainnya.
Namun, sayang seribu sayang, terkadang keberadaan
kulkas dimanfaatkan dengan kurang bijak oleh sebagian orang, khususnya kaum ibu
di rumah. Bagi mereka, seolah-olah kulkas adalah sebuah
benda ajaib yang bisa digunakan untuk menimbun beragam jenis makanan yang tidak
awet agar menjadi awet alias tahan lama. Padahal, menyimpan makanan terlalu
lama di dalam kulkas, terlebih bila makanan tersebut tidak tahan lama seperti
roti tawar dan makanan basah, maka bila dikonsumsi dampaknya sangat tidak baik
bagi kesehatan manusia.
Terlalu lama menyimpan makanan di dalam kulkas terbukti bisa
mengancam kesehatan manusia. Bakteri akan dengan gembira tumbuh di dalam
makanan bila terlalu lama atau lewat waktu yang telah ditentukan. Akibatnya
penyakit saluran pencernaan bakal menyerang ketika makanan telah masuk ke dalam
tubuh. Oleh karenanya, kita harus berusaha memperhatikan berapa lama kira-kira
makanan tersebut bisa bertahan, misalnya dengan melihat tanggal kedaluwarsanya
(Aditya Eka Prawira, www.liputan6.com, 15/5/2017).
Tentang bahaya menyimpan makanan terlalu lama di dalam kulkas juga
pernah diuraikan oleh pakar kesehatan, dr. Reisa Broto, pada laman DokterSehat.com.
Menurut dr. Reisa, setiap makanan memiliki rekomendasi waktu yang berbeda-beda
untuk di simpan di dalam kulkas. Misalnya, makanan basah cenderung lebih mudah
basi sehingga sebaiknya tidak disimpan terlalu lama. Selain itu, makanan yang ‘sudah
jadi’ (misalnya sayur matang) sebaiknya tidak disimpan melebihi 24 jam. Terkecuali
jika makanan ini disimpan di dalam freezer, yang dapat bertahan agak
lama. Makanan yang terlalu lama disimpan di kulkas, dikhawatirkan kandungan di
dalamnya menjadi rusak sehingga jika dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan. Selain
itu, makanan yang disimpan terlalu lama di dalam kulkas juga bisa menjadi
tempat ideal bagi pertumbuhan jamur dan membuatnya busuk. Akibatnya tentu
fatal, bila dimakan dapat menyebabkan keracunan yang butuh proses lama untuk
menyembuhkannya.
Gaya Hidup Mubazir
Bagi sebagian orang yang selama ini terbiasa menimbun beragam jenis
makanan siap saji (seperti roti tawar dan aneka makanan basah) di dalam kulkas,
sebaiknya mulai detik ini dikurangi atau kalau bisa dihindari. Menurut hemat
saya, lebih baik makanan tersebut disedekahkan kepada tetangga atau kerabat
yang membutuhkan, daripada disimpan di dalam kulkas terlalu lama, lalu
kelupaan, dan ujung-ujungnya tak bisa dimakan lalu dibuang karena makanan
tersebut ternyata sudah ditumbuhi jamur dan basi.
Saya pernah menyaksikan kejadian yang dialami oleh seseorang yang
memiliki kebiasaan menyimpan beragam jenis makanan apa saja di dalam kulkas.
Saking lamanya disimpan, mungkin dia kelupaan, karena setelah makanan tersebut
diteliti ternyata sudah tak layak untuk dikonsumsi. Akibatnya, makanan tersebut
menjadi barang mubazir dan dibuang di tempat sampah. Arti mubazir, bila merujuk
keterangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online adalah menjadi
sia-sia atau tidak berguna; terbuang-buang karena berlebihan.
Mubazir, adalah termasuk ke dalam gaya hidup pemborosan yang
dilarang dalam ajaran Islam. Daripada makanan terbuang sia-sia, tentu alangkah lebih
baik bila disedekahkan kepada teman, tetangga, saudara, atau siapa saja yang
membutuhkannya. Selalu berusaha menahan diri untuk tidak membeli makanan
terlalu banyak juga dapat dijadikan sebagai perhatian bagi kita semua untuk
mengantisipasi terbuangnya makanan dengan sia-sia.
Kitab suci Alquran telah menjelaskan tentang bahaya bagi orang yang terbiasa bersikap boros atau mubazir. Dalam Surat Al-Isra’ ayat 26-27 diuraikan, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada tuhannya” (NU Online, 7/11/2018).
Sungguh teramat ngeri bila kita merenungi ayat tersebut. Orang-orang yang gemar hidup dalam kemubaziran atau pemborosan diserupakan dengan saudara-saudaranya setan yang selalu mengingkari perintah-Nya. Mudah-mudahan, kita semua dapat terhindar dari gaya hidup boros yang dimurkai oleh Allah Swt. Wallohu a’lam bish-shawaab. (RM)