Persentuhan saya pada dunia tentang Turki, ketika pertama kali saya berkunjung ke Turki untuk mengikuti salah satu konferensi di kota Istanbul dan aktivitas menulis tesis selama saya menjalani studi S2 di kampus Islam negeri di Yogyakarta. Dari pertemuan saya dengan salah satu kota yang memiliki kekayaan warisan peninggalan dinasti Ottoman tersebut memberikan pengalaman tak terlupakan.
Hal itu pula ketika saya membaca salah satu buku yang telah ditulis dan dihimpun oleh Tim Spirit Turki yang berjudul Turki yang Sekuler: Di Tengah Kepungan Islamisme dan Politik Identitas. Melalui buku ini saya diajak untuk meneroka berbagai hal yang ada di Turki, baik persoalan musik, nasionalisme, politik, Islam, sekularisme, sepak bola, dan kehidupan masyarakat Turki yang jarang diketahui oleh masyarakat luas.
Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari berbagai penulis yang membahas banyak persoalan dan topik dengan pembahasan yang menarik dan mendalam. Di bagian awal buku ini, dissebutkan bahwa tiga hal yang paling berkesan mengenai Turki, yakni politik, rokok, dan jilbab. Hal ini membuat saya tertarik dan penasaran untuk semakin menjelajahi beberapa topik yang diulas dalam buku ini. Selain itu, di dalam pengantar juga dibahas bagaimana cultural ghettos yang telah mendikotomikan masyarakat Turki dan membuat mereka terfragmentasi ke dalam berbagai kubu, terutama menyangkut persoalan politik.
Bernando J. Sujibto mengawali tulisan pertama dalam buku ini dengan judul Musik dan Nasionalisme Turki: Proyeksi Pembentukan Identitas Nasional. Jika mengulas bagaimana musik bagi masyarakat Turki seperti halnya napas yang didalamnya terhimpun berbagai entitas, baik budaya, mitos, tradisi, agama, unsur-unsur psikologis, maupun nilai-nilai spiritual. Artinya, musik menjadi salah satu pengikat yang kuat dalam ruang kolektif rakyat Turki.
Selain itu, ada berbagai jenis musik Turki, diantaranya yakni musik rakyat, rakyat Turki menyebutnya Türkü atau dikenal dengan Türk Halk Müzigi (musik rakyat). Musik Türku juga menjadi salah satu fondasi dalam pembangunan nasionalisme Turki. Bahkan, di masa pemerintahan Attatürk, ada tim khusus yang dibentuk untuk mengklasifikan dan mengarsip berbagai macam lagu Türkü yang tersimpan di tanah Anatolia.
Tidak hanya musik Türkü, musik genre Arabesk juga digandrungi oleh masyarakat Turki. Berdasarkan historisnya, musik Arabesk beraroma oriental yang akarnya berasal dari campuran dari musik Byzantium, Osmani, dan Kurdi.
Selanjutnya, tulisan-tulisan lainnya didalam buku ini juga mengulas konstelasi politik Turki, dimana partai AKP atau yang disebut dengan Partai Keadilan dan Pembangunan menjasi salah satu topik menarik untuk ditelusuri lebih detail. Dalam judul AKP Bukan Partai Politik Islam, Fikrirahmat mengulas bahwa pendiri partai ini berasal dari gerakan Milli Gorus yang dibentuk oleh Necmettin Erbakan, yang akhirnya melahirkan AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi) dan Recep Tayyib Erdögan menjadi salah satu tokoh yang dianggap sebagai kebangkitan gerakan Islam politik di Turki. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Erdogan dan AKP menyangkut pembelaan atas nama Islam. Hal tersebut membuat persepsi AKP sebagai salah satu partai Islam yang menguat.
Tulisan lainnya, Ikhwanul Muslimin: Titik Temu Erdögan dan Kelompok Islam di Indonesia juga menjadi topik menarik dalam buku ini. Didalamnya keberpihakan Erdögan atas kelompok Ikhwanul Muslimin dan inflitrasi Ikhwanul Muslim ke Turki, serta partai Islam di Indonesia dianggap sebagai salah satu representasi Ikhwanul Muslim. Hal demikian merupakan sesuatu yang cukup membuat pembaca penasaran dalam menelusuri genealogi topik tersebut.
Berbagai topik lainnya dibahas dan dikaji dengan ciamik terkait Islam politik Turki dengan pembahasan panjang oleh Amdya Hisyam dalam judul Islam Politik: Sekularisme dan Tendensi Meningkatnya Ateisme. Pembahasan mengenai sepak bola dan nasionalisme, kebijakan ekonomi-politik di masa partai AKP, dinamika westernisasi dan sekularisasi juga menambah daftar bacaan dan topik yang tak bisa dilewatkan untuk membaca buku ini.
Terakhir, pembahasan tentang Vulnerable Turkey: Ikhwal Kecemasan Bernegara mengulas terkait rakyat Turki dengan kompleksitas persoalan yang harus mereka hadapi, menyangkut permasalahan akses pendidikan, pekerjaan, masyarakat Turki yang merasa insecure dan ancaman dari luar Turki yang membuat mereka merasa selalu terancam oleh musuh yang datang dari luar.
Dari pembacaan saya atas buku ini dengan berbagai topik yang disuguhkan didalamnya membuat saya hanyut dalam pembahasan dan ulasan yang detail dan mendalam, dengan disertai referensi dan bahan bacaan yang mumpuni. Buku ini bisa menjadi bahan bacaan untuk siapapun yang ingin menjelajahi berbagai pernak-pernik Turki yang selama ini belum kita tahu dan jarang dibahas dalam berbagai media, baik televisi, media sosial, artikel jurnal, dan media lainnya.
Judul Buku : Turki yang Sekuler: Di Tengah Kepungan Islamisme dan Politik Identitas
Penulis : Tim Spirit Turki
Penerbit : IRCiSoD
Tahun : Januari 2020
Ukuran Buku : 14 X 20 cm
Jumlah Halaman: 268 halaman
ISBN : 978-623-7378-15-0