Perlu kami ingatkan (karena mungkin ada yang lupa), bahwa pada bulan Oktober, sejak tahun 1980, ditetapkan sebagai “Bulan Bahasa”. Selanjutnya diubah pada tahun 1989 menjadi “Bulan Bahasa dan Sastra”. Momen ini menjadi pengingat kita semua untuk tetap melestraikan dan mempelajari hal ihwal sejarah bahasa dan kebudayaan yang melingkupinya, termasuk di antaranya sastra pesantren.
Berbicara santri dan pesantren kita tidak bisa lepas dari nilai-nilai kesusastraan kitab kuning (turats) yang dipelajarinya. Ambil contoh sederhana saja mengenai Arab Pegon, yang sampai hari ini digunakan oleh para santri dalam memaknai (ngabsahi) kitab kuning. Bagi yang belum mengetahui apa itu Arab Pegon? Yakni tulisannya berbentuk leksikal arab, namun bahasanya berisi bahasa lokal masing-masing (bisa Jawa, Melayu, ataupun Sunda).
Sementara itu, konten karya-karya sastra komunitas pesantren pada masa silam yang ditulis Arab Pegon itu bentuknya pun bermacam-macam, mulai dari roman yang mengandung sejarah dan realitas sosial, hingga kisah-kisah yang dipenuhi dengan tema-tema moralitas dan kepahlawanan. Karya-karya sastra yang dihasilkan oleh pesantren ini walaupun bersifat fiktif, namun memiliki kesan realis yang melibatkan tingkah laku, norma atau nilai-nilai sosial kehidupan bermasyarakat dan berbudaya pada umumnya.
Menariknya di dalam Sajian Khusus edisi ke 86 yang ditulis oleh Andi Tri Saputra ini membicarakan tentang sejarah dari bahasa dan sastra di kalangan pesantren. Di mana bahasa dan sastra pesantren dijadikan alat ukur untuk mengetahui sejarah dan kebudayaan yang terjadi pada masa silam.
Yang lebih menarik adalah bagaimana berbahasa bukan digunakan untuk membangun sekat-sekat kelompok, tetapi justru kalangan pesantren menggunakannya untuk membangun jejaring kutip mengutip, salin menyalin, relasi cetak mencetak, dan juga silang-saling komunikasi antara khalayak pembaca dan pendengar lintas komunitas dalam beragam bahasa dan teks. Dari bahasa Arab, Persia, Turki, dan Cina, hingga bahasa Jawa kuno (Kawi).
Terima kasih Andi atas kontribusinya. Semoga bermanfaat. Tak lupa kami juga menyampaikan terima kasih banyak kepada pembaca setia Alif.id yang sudah berkenan membagikan tulisan-tulisan yang bermanfaat dari laman Alif. Semoga menjadi amal jariyah.
Akhirul kalam, selamat membaca!
Redaksi.