Sedang Membaca
Lima Fase Kehidupan Manusia dalam Sabilul Iddikar: Dari Sulbi hingga Surga

Alumni Pascasarjana UGM, Penikmat Sejarah dan Tasawuf asal Jakarta.

Lima Fase Kehidupan Manusia dalam Sabilul Iddikar: Dari Sulbi hingga Surga

Fase Kehidupan

Allah Swt adalah Maha Pencipta yang tiada tandingannya. Dalam agama Islam, keyakinan bahwa manusia diciptakan dengan sempurna adalah landasan utama. Sebagaimana dalam firman-Nya; “Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (At-Tin,95:4). Manusia hidup dan lahir di dunia ini tidak dalam keadaan yang hampa tanpa makna. Melainkan hidup dengan penuh fase-fase dan nilai, mulai sebelum ia di alam dunia sampai di akhirat.

Allah Swt telah mengatur fase hidup setiap manusia. Mengetahui fase kehidupan manusia merupakan sarana untuk membawa kita lebih bersyukur kepada Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya; “Berjalanlah di (muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (al-Ankabut,29:20).

Salah satu cara mengetahui fase kehidupan kita di dunia adalah dengan berkhidmat terhadap literatur yang ditulis ulama yang membahas fase-fase kehidupan manusia, seperti dalam kitab berjudul, “Sabilul Iddikar wal I’tibar bima Yamurru bil Insan wa Yanqadhi Lahu minal A’mar”, karya Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad.

Kitab Sabilul Iddikar, sebagaimana di tulis oleh Habib Abdullah al-Haddad merupakan kitab yang membahas tentang fase umur manusia. Penulisan kitab ini sejatinya sebagai sebuah renungan atas umur manusia yang telah berlalu. Adapun secara garis besar fase umur manusia itu terdiri dari lima bagian, yakni:

Baca juga:  Kitab Mujarabat Sunda: Pengobatan Secara Mistik-Spiritual

Fase Pertama; sejak Allah menciptakan Adam as dan menanamkan di punggung beliau keturunannya golongan yang bahagia maupun yang celaka, keturunan ini terus berpindah dari satu sulbi ke rahim dari satu rahim ke sulbi yang lain sampai masing-masing keluar dari bapak ibunya. Sebagaimana firman-Nya; “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukan Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. Kami lakukan itu, agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”. (Al-A’raaf: 172).

Fase Kedua; sejak keluarnya manusia dari kedua orang tuanya ke dunia ini sampai kematiannya dan keluarnya dari dunia ini. Inilah pertengahan dari semua tahapan umur dan inilah intinya, umur ini adalah masa taklif atau masa kewajiban untuk menjalankan perintah dan larangan Allah yang membuahkan pahala dan hukuman, kenikmatan yang abadi di sisi Allah atau siksa yang abadi dan jauh dari Allah.

Pada fase kedua ini manusia diperintahkan untuk selalu beramal saleh dan terus berbuat kebaikan. Sebagaimana firman-Nya; “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (An-Nahl:16:97)

Baca juga:  Sabilus Salikin (52): Tarekat Ghazaliyah

Fase Ketiga; sejak keluarnya manusia dari dunia sebab kematian sampai Allah membangkitkannya dengan tiupan sangkakala dan masa ini disebut masa barzakh. Sebagaimana dalam firman-Nya; “Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”. (Al-Mukminuun: 100).

Sesungguhnya alam barzakh adalah tempat antara dunia dan akhirat, ia lebih mirip dengan akhirat bahkan ia termasuk bagian darinya tetapi ia adalah tempat yang didominasi oleh ruh-ruh dan urusan gaib. Sedangkan tubuh hanyalah mengikuti pola ruh dalam arti ia juga ikut merasakan apa yang dirasakan oleh ruh baik itu kenikmatan atau kesusahan.

Fase Keempat; sejak keluarnya manusia dari kubur atau dari tempat manapun yang dikehendaki Allah dengan tiupan sangkakala untuk hari kebangkitan sampai dikumpulkan di hadapan Allah untuk ditimbang dan dihisab. Sebagaimana firman-Nya; “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka”. (Yassin: 51). Pada tahap ini manusia dikumpulkan di makhsyar untuk dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah serta ditimbang semua amalnya untuk dihisab.

Fase Kelima; sejak masuknya manusia dalam surga untuk selamanya dan inilah umur yang tiada batasnya atau sejak masuknya penduduk neraka dalam neraka. Pada fase ini manusia yang beriman, berbuat baik, dan beramal saleh akan mendapatkan kabar gembira dari Allah. Sebagaimana firman-Nya; “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka-mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga itu, mereka mengatakan; “inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu” (Al-Baqarah: 25).

Baca juga:  Menelisik Dinamika Filantropi Islam di Indonesia

Judul               : Sabilul Iddikar wal I’tibar bima Yamurru bil Insan waYanqadhi Lahu minal A’mar

Penulis             : Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad

Penerjemah     : Zainal Arifin Yahya dan M. Fajar Ilham

Penerbit          : Pustaka Mampir

 

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Scroll To Top