Sedang Membaca
Humor Gus Dur: Sopir Mikrolet Masuk Surga
Redaksi
Penulis Kolom

Redaksi Alif.ID - Berkeislaman dalam Kebudayaan

Humor Gus Dur: Sopir Mikrolet Masuk Surga

Di pintu surga sedang terjadi perdebatan rame dan bertele-tele anatara tiga orang pemimpin agama gara-gara Malaikat penjaga pintu tidak mengizinkan mereka masuk. Pasalnya, mereka merasa paling berhak masuk lebih dulu karena posisinya sebagai Imam, Pendeta, dan Bhiksu.

Malaikat penjaga surga tampaknya tidak mau memutuskan siapa yang boleh masuk duluan sebelum clear dan karenanya membiarkan ketiganya berdebat. Tiba-tiba menyelononglah seorang yang compang-camping dan tidak terlalu gagah mendekati pintu surga untuk minta masuk. Malaikat mengecek sebentar buku daftarnya, lalu mempersilahkan orang tersebut masuk, tanpa ba atau bu. Kontan saja ketiga pemimipin agama tadi berhenti berdebat dan menyatukan tekad untuk protes terhadap sang Malaikat. Maka ditunjuklah si Imam untuk menjadi jubir dan menanyai Malaikat:

“Pak Malaikat, itu tadi siapa kok langsung nyelonong masuk sorga?” Tanya jubir.

“Itu si Hotpintor Sinaga, orang Toba.” Kata Malaikat.

“Emang dia kelebihannya apa dibanding kita kok gak ditanya?”

“Dia sopir mikrolet jurusan Senen-Cakung.” Jawab Jubir.

“Lho, lha kita bertiga pemimipn agama!”

” Ya tapi Hotpintor tukang mabuk.”

Jubir (dan kedua temannya bingung), “Gimana sih, Kat! Kan jelas kita lebih berhak duluan dari sopir pemabuk itu. Malahan mestinya dia masuk ke tempat lain, bukan di sini!”

Baca juga:  Humor Gus Dur: Presiden Menerima Demonstran

“Ah sampeyan ini bertiga ini gimana. Justru karena si Hot tadi sering mabok waktu nyopir, para penumpang mikroletnya selalu takzim berdoa kepada Gusti Allah supaya gak kecelakaan. Sampean bertiga sebaliknya. Kalau khotbah bikin jemaat bosen dan ngantuk semua, boro-boro khidmat dan berdoa sama Gusti Allah. Sampen bertiga malah bikin jemaat makin lama makin berkurang jumlahnya… Coba sampeyan pikir mana yang lebih disukai Gusti Allah. Lihat ini ada catatan khusus: Hotpintor langsung masuk!”

Beragama bukanlah untuk pencarian keselamatan pribadi belaka, tetapi juga mesti bisa bermanfaat bagi orang lain. Beragama mestinya bukan cuma gagah-gagahan di luaran (formalisme), tetapi juga membuat Tuhan tersenyum karena ummat manusia ikut bahagia. Hotpintor bukan pemuka agama, tetapi tanpa dia polas-poles, sesungguhnya cara dia beragama malah lebih “genuine.” (RM)

(Sumber: Buku Gus Durku Gus Dur Anda Gus Dur Kita, Penulis Muhammad AS Hikam, Penerbit Yrama Widya, 2013)

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (1)
  • Apresiasi yang mengexplor ungkapan2 Gus Dur, saya salah satu pengagum beliau. Gus Dur yang brilian dan cerdas serta bijaksana dalam segala hal .Tokoh dunia dan Guru yang arif dikenang sepanjang masa.

Komentari

Scroll To Top