Era Presiden Gus Dur Ambon bergolak. Kerusuhan belum juga reda setelah dua tahun berlangsung (karena ada yang buat). Sebagian masyarakat pun berdemonstrasi di depan Istana Presiden (ada yang buat juga). Mereka, dengan mengatasnamakan umat Islam, meminta pemerintah segera menyelesaikan kasus Maluku.
Mereka mengancam kalau Pemerintahan Gus Dur tidak bisa menyelesaikan kasus itu, mereka akan pergi berjihad ke kotan di Indonesia Timur itu.
Melihat massa yang berdemonstrasi begitu banyak, di depan istana pula, Gus Dur pun mempersilakan wakil mereka untuk berdialog di dalam istana. Dalam dialog yang berlangsung, rupanya titip temu sulit tercapai. Bahkan sesekali terdengar suara keras dari luar ruangan tempat pembicaraan mereka. Rupanya demonstran bersikeras akan berjihad ke Ambon.
Pertemuan yang hanya berlangsung beberapa menit itu, lantaran tegangnya suasana, akhirnya bubar tanpa kesepakatan apa-apa.
Dua hari kemudian, kepada sejumlah tamu yang berkunjung ke istana, Presiden Gus Dur menceritakan peristiwa itu. Dia lalu menyatakan bahwa pemerintah akan bertindak tegas.
“Saya tidak peduli,” tandas Gus Dur, “yang Kristen kek, yang Islam kek, kalau mengganggu keamanaan akan ditindak. Mau jihad kek, mau jahid kek, kalau mengganggu akan ditangkap!”
(Sumber: Ger-Geran Bersama Gus Dur, Penyunting Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan, Pustaka Alvabet, 2010)