Sedang Membaca
Melukis Nabi Muhammad
Muhammad Aswar
Penulis Kolom

Penulis lepas. Mukim di Yogyakarta.

Melukis Nabi Muhammad

Dalam hukum Islam, gambar dan menggambar merupakan isu yang sensitif. Hingga hari ini tak ada hukum yang final tentang kebolehan dan keharamannya. Di satu sisi, Islam mengapresiasi segala bentuk seni, namun di sisi lain juga memberikan batasan.

Wilayah sensitif ini telah memberikan keluasan pada para pelukis Muslim untuk mencari bentuk lukisan yang tidak menyimpang dari hukum. Salah satunya lewat lukisan miniatur, lukisan yang dipakai sebagai ilustrasi tulisan, yang berkembang di abad pertengahan.

Berbagai miniatur tersebut juga mencoba menggambarkan sosok Nabi Muhammad. Salah satu yang paling awal adalah ilustrasi tentang kisah Isra’ dan Mi’raj untuk memperjelas dan memudahkan setiap pembaca memahami bagaimana peristiwa suci tersebut berlangsung.

Lukisan pertama yang menggambarkan peristiwa tersebut adalah sebuah buku yang ditulis pada abad 14. Untuk menghindari gambaran yang eksplisit akan wajah Muhammad, beliau digambar dengan aureole berupa lingkaran cahaya yang kelihatan bersinar dari kepala, dengan awan yang menggumpal yang menyertai beliau.

Dalam lukisan-lukisan yang lain, wajah Muhammad digambar samar dengan ditutupi kabut. Para pelukis setelah abad 14 menggambarnya dengan kabut warna putih yang menyelubungi sinar wajah, dengan turban (penutup kepala) berwarna putih. Yang lebih belakangan, gambaran Rasulullah tidak difokuskan secara detil.

Baca juga:  Makam dan Tunggak Semi

Jika lukisannya mengilustrasikan medan perang, sosok Nabi Muhammad berada di tempat yang lebih tinggi dan digambar secara lanskap. Jika berada di dalam kerumunan prajurit, sosok Nabi Muhammad ditandai dengan lingkaran cahaya dan wajahnya yang dikaburkan. Jika dalam kondisi duduk melingkar, sosok beliau ditempatkan di posisi vital dari gambar.

Di dalam gambar yang lain, sosok Nabi Muhammad selalu berada di antara para malaikat yang bertindak sebagai penjaga dari bahaya, mengawalnya, atau berkomunikasi dengan beliau. Dalam beberapa gambar, para malaikat diposisikan melayang seakan-akan turun dari langit.

Ibnu Wahab menyebutkan, manuskrip yang ditemukan paling pertama menggambar Rasulullah adalah sebuah buku yang ditulis oleh sekertaris kerajaan China. Nabi Muhammad digambarkan sedang duduk di atas unta bersama Nabi Nuh, Musa dan Isa.

Ilustrasi yang lain adalah buku yang mengisahkan hubungan cinta Warka dan Kulshah yang ditulis oleh Abdul Mu’min bin Muhammad. Di dalam buku ini terdapat dua ilustrasi Nabi.

Pertama, Nabi Muhammad sedang menghadap Khalifah Syam bersama Abu Bakr, Umar, Usman dan Ali. Kedua, ketika Nabi Muhammad mengembalikan Warka dan Gulshah ke dunia setelah keduanya meninggal. Tak ada pembedaan sosok Nabi dengan sosok yang lain, kecuali dengan ditambahi keterangan nama.

Baca juga:  Wedhatama dan "Kuluban" di Bulan Ramadan

Sepanjang abad 14 sampai 16, penggunaan miniatur untuk mengilustrasikan sosok Nabi Muhammad berkembang pesat. Beberapa diambil dari tradisi Kristen, namun disesuaikan dengan tradisi Islam agar tidak melenceng dari keharaman gambar. Buku-buku tersebut terutama buku sirah (riwayat hidup) Nabi yang berkembang pada masa itu. Salah satunya adalah salah satu versi Tarikh al-Kabir karya at-Tabari yang manuskripnya masih bisa dijumpai di museum Freer Gallery of Art di Washington.

Sebuah buku berjudul Siyer-I Nebi yang ditulis oleh Dariri dalam bahasa Persia merupakan buku yang paling banyak memuat miniatur Nabi Muhammad. Buku tersebut ditulis pada abad 14, yang kemudian digandakan oleh Sultan Murad III dari Ottoman pada akhir abad 16.

Sultan Murad III lalu membentuk tim besar untuk membuatkan ilustrasi buku tersebut dengan mengundang seluruh miniaturis terkenal di masa itu. Karena tebalnya buku tersebut, proyek itu baru selesai di masa Sultan Mehmed III di tahun 1594-95 dengan enam jilid yang memuat 349 bagian dann 810 ilustrasi.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
0
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top