Syaikh Ibnu Arabi berpendapat mengenai hal atau keadaan yang bukan berasal dari keilmuan atau pendengaran. Hal-hal tersebut meliputi banyak hal, seperti disebut di bawah ini.
- Kemuliaan dalam zuhud
Kemuliaan dalam zuhud adalah bersekutu di antara Allâh Swt, Rasul, dan orang orang mukmin.
وَلِلهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ ﴿المنافقون: ٨﴾
- Kekayaan dalam kefakiran
Tidak melihat sesuatu di dunia akhirat selain Allâh Swt, ketika Salik melihat sesuatu selain Allâh Swt maka salik membutuhkan sesuatu tersebut.
- Qana’ah dalam wira’i
Barang siapa yang tidak wira’i maka tidak dikatakan orang yang qana’ah. Qona’ah adalah rela terhadap tidak adanya sesuatu kecuali pada saat membutuhkannya.
- Kelonggaran dalam kesabaran
Sabar adalah meninggalkan keluh kesah dan mengadu kepada selain Allâh Swt, karena sabar merupakan separuh agama dan bisa menguatkan keyakinan
- Rezeki dalam tawakal
Rezeki merupakan pemberian dan pembagian dari Allâh Swt kepada semua makhluk, sehingga salik harus tawakal kepada Allâh Swt
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا ﴿هود: ٦﴾
- Kebenaran dalam kesungguhan
Salik membebaskan diri dari daya upayanya kepada kekuatan Allâh Swt, jika salik merasa mempunyai daya dan kekuatan dari diri sendiri maka salik tidak dikatakan orang yang shiddiq, bahkan salik adalah pembohong, karena salik mengakui sesuatu yang bukan miliknya
- Agama dalam takwa
Yang dimaksud agama di sini adalah agama Islam yaitu agama yang sempurna yang meliputi iman dan taqwa yang sempurna, dan yang mampu menyandang gelar ini adalah wali Allâh Swt yang sejati. Takwa bisa diraih dengan zikir. Orang yang takwa adalah orang yang bersaksi bahwasannya Allâh Swt itu menjaga terhadap semua perbuatan syirik, sedangkan nafsu Salik tidak mampu menghindar terhadap apa yang tidak diridloi Allâh Swt
- Kenyamanan dalam menyendiri (‘uzlah)
Kenyamanan adalah sesutu yang tidak disertai dengan hal yang melelahkan dan memberatkan baik masa sekarang maupun akan datang. ‘uzlah yang sempurna merupakan salah satu dari beberapa pokok yyang mencakup terhadap semua kebaikan, yaitu tidak tidur malam (al-sahar), lapar (al-ju`), dan berdiam diri (al-sumt). ‘uzlah juga bisa diartikan keluar dari semua sifat yang tercela dan akhlaq yang jelek (secara lahir). Sedangkan ‘uzlah secara batin (al-qalb) adalah menahan untuk menggantungkan diri kepada selain Allâh Swt atau hanya menggantungkan diri kepada Allâh Swt, sehingga salik merasa nyaman
- Petunjuk (huda) dalam memerangi nafsu (mujahadah al-nafs)
Petunjuk adalah cahaya (nur), mujahadah adalah ilmu dan amaliyah artinya melakukan amal berdasarkan keilmuannya (tasawuf falsafi dan amali). Barang siapa yang tidak mujahadah maka tidak akan menemukan tarekat ini
- Fana’ dalam Musyahadah
Fana’ adalah mengganti sifat-sifat basyariyah (kemanusiaan) dengan sifat-sifat hakikat (sifat-sifat tuhan). Musyahadah adalah suatu ungkapan tentang penampakan hakikat keyakinan tanpa keragu-raguan.
- Mahabbah dalam mengikuti nabi
Yang dimaksud mahabbah dalam hal ini adalah cinta kepada Allâh Swt, dan rasul-Nya, cinta Allâh Swt, dan rasul-Nya kepada salik.
Barang siapa yang mengingikan cinta dan berharap merasakan manisnya cinta maka hendaknya dia mengikuti Rasulullâh Saw.
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (آل عمران: 31)
- Barokah dalam halal
Rizqi halal yang diterima oleh Salik meskipun sedikit disebut barokah jika di manfaatkan untuk taat kepada Allâh Swt
- Cahaya dalam ibadah
Barang siapa yang tidak beribadah maka dia tidak memiliki cahaya secara lahir. Cahaya ini bisa dilihat dalam budi pekerti.
- Rahasia (sirri) dalam menyimpan
Barang siapa yang tidak kuasa untuk menutupi, maka dia tidak memilik sirri. Rahasia tetap dikatakan sebagai rahasia selama ditutupi. Ketika salik keluar dari menutupi (kitman) maka dia keluar dari rahasia.
- Kebahagiaan dalam pertolongan
Apabila seorang salik mendapatkan pertolongan terlebih dahulu, maka dia mendapatkan keberuntungan di hari kiamat, sedangkan ketentuan keberuntungan salik sudah ditetapkan di zaman azali.
- Lemah lembut dalam kehidupan
Lemah lembut dan penyebabnya ada dalam kehidupan dan penghidupan.
- Sabar dan pemaaf (al-hilm) dalam kekuatan
Sabar dibagi menjadi tiga, yaitu; a) sabar secara umum yaitu memberikan ampunan pada orang yang menyakiti tapi masih menyimpan rasa dendam dalam hati, b) sabar secara khâs yaitu memberikan ampunan pada orang yang menyakiti tanpa menyimpan rasa dendam dalam hati, dan c) sabar akhâs al-akhâs adalah memberikan ampunan dan membalas dengan kebaikan, ini merupakan kemulian yang tertinggi. Barang siapa yang mampu untuk menahan membalas kelaliman, maka sifat pemaafnya lebih besar daripada orang yang tidak mampu menahannya. Karena itu kesabaran bergantung kepada kadar kekuatan dalam menahan pembalasan kelaliman.
- Menepati janji dalam kepercayaan
Barang siapa yang berjanji maka akan tampak ketepatanya dalam memenuhi janji. Jika tidak, maka tidak akan diketahui apakah dia tergolong orang yang menepati janji ataukah sebaliknya.
- Kasih sayang dalam cinta
Barang siapa yang bisa bergaul dengan orang lain, maka dia mempunyai rasa cinta. Kebalikannya adalah barang siapa yang tidak bisa bergaul dengan orang lain maka dia tidak mempunyai rasa cinta kepadanya
- Rezeki dalam kerendahan hati
Barang siapa yang tawadhu’ maka mulya derajatnya. Salik harus bisa menghancurkan takabur (kesombongan) karena setiap orang yang takabur maka dia akan hancur.