Kita susah sekali mencari kisah Hadratusy Syekh Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari yang bernada humor. Ini mungkin karena beliau dicitrakan sebagai tokoh utama, sangat khatismatik, yang identik dengan serius dan jauh dari “santai-santai”. Sehingga humor-humornya tidak “diriwayatkan”.
Namun, saya kira kharisma seseorang tidak pudar karena dia suka humor. Kita misalnya, bisa melihat Kiai Abdul Wahab Hasbullah, yang di satu sisi kharismatik, tetapi di sisi lain, kita mendapati humor-humor beliau yang bukan hanya membuat kita tertawa tapi juga ungkapannya masih sering dipakai, bahkan seperti menjadi “kaidah” dalam berpolitik, atau bersiasat. Apa itu?
“Masuk dulu, keluar mudah,” inilah “dalil” yang dilontarkan Kiai Wahab menghadapi Kiai Bisri Syansuri yang keras menolak masuk DPR-GR bentukan Bung Karno. Dalam kasus ini, bahkan Kiai Bisri menilai Bung Karno telah menggosob (mencuri) DPR hasil pemilu dan mengganti menjadi DPR-GR. Kiai Bisri menilai sikap Bung Karno mencoret Masyumi melanggar konstitusi, oleh karena itu mengharamkan masuk DPR-GR.
Namun, Kiai Wahab berpikiran lain. Beliau mengatakan kalau NU mutung, di dalam tidak ada unsur Islam. “Masuk saja dulu.. Soal keluar mudah..” kira-kira begitu kata Kiai Wahab.
Era Pemerintah Hindia Belanda, Kiai Wahab melarang santri jadi Ambtenaar (pegawai Belanda). Beliau beralasan, Ambtenaar itu singkatan dari antum fin-nar (kalian di neraka).
Masih banyak lagi humor beliau, berserakan diceritakan Kiai Saifuddin Zuhri dalam bukunya, baik yang berjudul Guruku Orang-Orang dari Pesantren ataupun buku Berangkat dari Pesantren. Baca kedua buku ini, menarik sekali!