Islam datang merubah tatanan kehidupan bangsa Arab saat itu. Al-Qur’an sebagai pedoman utama menjadikan bangsa Arab yang semula bersikap “jahil” menjadi santun dan beradab. Tidak hanya itu efek domino yang dibawa Islam dengan Al-Qur’an. Selain merubah sikap, Al-Qur’an juga merubah “peradaban” keilmuan bangsa Arab.
Ya, Al-Qur’an memiliki peran sentral terhadap perkembangan keilmuan bangsa Arab hingga sekarang, terutama dalam kebahasaan.
Berikut yang dikatakan Syekh Alawi bin Abbas Al-Maliki dalam kitabnya Fayd al-Khabir wa Khulasah at-Taqrir terkait efek domino turunnya Al-Qur’an:
وقد أثر نزول القرأن ما لم يؤثره أي كتاب سمويا كان او غير سموي في اللغة العربية التي نزل بها, اذ ضمن لها حياة طيبة وعمرا طويلا, وصانها من كل ما يشوه خلقها ويذبل غضارتها فأصبحت هي اللغة الخالدة بين اللغة القديمة التي انطمست أثارها, فقد أحدث فيها علوما جمة وفنونا شتى لم تخطر على قلب ولم يخطها قلم, منها: اللغة والنحو والصرف والاشتقاق والمعاني والبيان والبديع والادب والرسم والقراءات والتفسير والاصول والتوحيد والفقه, فأصبح أولئك العرب ينابيع الحكمة ومصادر العلوم , بعد أن كانوا فى رعي الشاء والابل بين الشيح والقيصوم
“Dan sungguh turunnya Al-Qur’an memberi efek domino yang tidak pernah dilakukan oleh (turunnya) kitab manapun, baik itu kitab samawi (yang turun dari langit) atau bukan, pada tatanan bahasa Arab. Al-Qur’an memberi kehidupan baik dan umur panjang terhadap bahasa Arab, menjaga keasriannya. Menjadikannya bahasa yang abadi diantara bahasa-bahasa yang telah terhapus, hilang. Al-Qur’an juga memunculkan ilmu-ilmu serta fan-fan pengetahuan yang beragam, yang tidak pernah terbesit dalam hati dan tidak pernah tertuliskan pena sebelumnya. Diantaranya: ilmu Lughat, Nahwu, Sharaf, Isytiqaq, Maani, Bayan, Badi’, Adab, Rasm (ilmu tulis), Qiraat, Tafsir, Ushul, Tauhid dan Fikih. Sehingga menjadikan mereka (bangsa Arab) sumber hikmah dan keilmuan, setelah sebelumnya mereka hanya bergelut (menggembala) kambing dan unta diantara padang rumput”.
Al-Quran juga tidak hanya membahas halal-haram, banyak dalam Al-Qur’an ayat-ayat yang membahas persoalan sosial, ekonomi, kesehatan, sains bahkan salah satu teori penciptaan alam semesta (bigbang) pun ada dalam Al-Qur’an (lihat tafsir ayat 30 surat Al-Anbiya (21).
….ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء..
“….Dan kami turunkan kepadamu (Muhammad) Al-Kitab (Al-Qur’an) sebagai yang menjelaskan segala sesuatu….(An-Nahl (16):89)
Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirnya mengutip pendapat Ibnu Mas’ud mengatakan demikian:
وقوله: (….ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء.): قال ابن مسعود: قد بين لنا في هذا القرأن كل علم, وكل شيء. وقال مجاهد: كل حلال وحرام. وقول ابن مسعود: أعم وأشمل, فان القرأن اشتمل على كل علم نافع من خير ما سبق وخير ما سيأتي, وحكم كل حلال وحرام, وما الناس اليه محتاجون فى أمر دنياهم ودينهم, ومعاشهم ومعادهم.
“Kutipan firman Allah ((ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء: Ibnu Mas’ud berkata: Allah telah menjelaskan kepada kita bahwa semua keilmuan ada dalam Al-Qur’an. Mujahid berkata: (maksudnya) pengetahuan terkait halal dan haram. Ucapan Ibnu Mas’ud bersifat menyeluruh, dan sungguh Al-Qur’an mengandung segala pengetahuan keilmuan yang bermanfaat daru kebaikan masa lalu dan kebaikan yang akan datang, hukum segala yang halal dan haram, dan apa yang manusia butuhkan untuk kehidupan dunia dan akhirat mereka”.
Sekilas Makna Tafsir
Sebagai sumber utama syariat bagi umat Islam, Tafsir Al-Qur’an sangat diperlukan untuk memahami maknanya dan mengetahui sirrnya serta mengamalkan kandungannya. Pemahaman tiap orang akan setiap makna yang terkandung pun akan berbeda satu sama lain, tergantung tingkat keilmuannya. Dan tentu tidak semua orang dengan seenaknya dapat menafsiri Al-Qur’an sekehendak hatinya.
Secara etimologi Tafsir memiliki arti menjelaskan, menerangkan, memperlihatkan makna yang terkandung. Dari pengertian sederhana ini pun dapat diketahui makna “Tafsir Al-Qur’an”, yakni (mencoba) menjelaskan isi kandungan Al-Qur’an.
Sedangkan secara terminologi, Syekh Manna’ Al-Qattan dalam kitab Mabahis fi Ulum Al-Qur’an mengutip pendapat Ibnu Hayyan mendefinisikan Tafsir demikian:
علم يبحث عن كيفية النطق بألفاظ القرأن ومدلولاتها, وأحكامها الافرادية والتركيبية, ومعانيها التي تحمل عليها حالة التركيب وتتمات لذلك
“Ilmu yang membahas tata-ucap lafadz-lafadz Al-Qur’an (ilmu qiraat), kandungan lafadz Al-Qur’an (termasuk ke dalamnya ilmu lughat), hukum-hukum yang ada pada lafadz Al-Qur’an baik perlafadz ataupun yang telah tersusun (mencakup ilmu tashrif, i’rab, bayan, badi’), makna yang timbul ketika lafadz-lafadz tersebut tersusun (mencakup hakikat, majaz) dan yang lainnya (seperti mengetahui sebab turun atau nasikh-mansukh)”.
Imam al-Zarkasyi mendefinisikan tafsir secara sederhana: “ilmu yang digunakan untuk memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, menjelaskan makna yang terkandung dan mengeluarkan hukum serta hikmah yang terkandung di dalamnya.
Inti dari tafsir adalah ilmu memahami Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah sumber hukum syariat, hikmah serta nasihat dan serta mencakup pelbagai jenis ilmu pengetahuan lainnnya. Bak, rambu-rambu lalu lintas Al-Qur’an dibutuhkan untuk memperoleh keselamatan baik di dunia (dengan berpegang teguh terhadap Urwah al-Wutsqa, tambang yang kuat) dan di akhirat (untuk memperoleh saadat al-Abadiyah).