Sedang Membaca
Kisah Sufi Unik (17): Abu Usman al-Hiri Mengkritik Orang Haji
Mukhammad Lutfi
Penulis Kolom

Alumnus Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kisah Sufi Unik (17): Abu Usman al-Hiri Mengkritik Orang Haji

Abu Usman al-Hiri, nama aslinya Sa’id bin Isma’il bin Sa’id bin Mansur al-Hiri al-Naisaburi. Dalam Thabaqat al-Sufiyah, Abu Usman merupakan sufi yang berasal dari kota Rayy kemudian pindah ke Naisabur. Di Naisabur Abu Usman menyebarkan laku spiritual tasawuf. Ihwal kelahirannya, dalam al-siyar al-Nubala dikatakan Abu Usman al-Hiri lahir di Rayy tahun 230 Hijriyah dan meninggal pada 298 Hijriyah di Naisabur.

Ada istilah di kalangan sufi, bahwa hanya ada 3 orang sufi besar di dunia ini: Abu Usman al-Hiri di Naisabur, Imam Junaid di Baghdad, dan Abu Abdullah bin al-Jalla’ di Syam. Catatan ini ada di Tazkiratul Auliya’-nya Fariduddin al-Atthar.

Dalam Hilyatul Auliya’, Abu Usman al-Hiri ini termasuk sufi yang suka memberi nasihat dan mengajarkan tata krama. Nasehat-nasehatnya pun manjur dan merasuk ke dalam hati para pendengarnya. Salah satunya kisahnya yaitu ketika mengkritik orang yang akan melaksanakan haji, kisah ini ada dalam kitab Tazkiratul Auliya’. Begini kisahnya;

Suatu ketika ada seorang laki-laki dari Fergana (Uzbekistan) yang hendak melaksanakan ibadah haji, sesampainya di Naisabur ia pun berinisiatif untuk mengunjungi Abu Usman al-Hiri. Sampailah laki-laki tadi di tempat Abu Usman al-Hiri, ia pun lantas memberikan salam kepada Abu Usman al-Hiri, namun Abu Usman al-Hiri tidak menghiraukan salam laki-laki itu.

Baca juga:  Iklan Haji di Majalah Swara Nahdlatoel Oelama

“Subhanallah, baru kali ini ada orang berkunjung tapi tidak dimuliakan!” ujar laki-laki itu kepada Abu Usman al-Hiri.

Mendengar perkataan laki-laki itu, Abu Usman al-Hiri lantas membalas.

“Orang yang ibunya ada di belakang rumahnya dan sekarang sedang sakit, kini akan haji dan dia melaksanakan haji tanpa meminta ridho ibunya yang sedang sakit itu,” ucap Abu Usman al-Hiri kepada si laki-laki.

Mendengar perkataan Abu Usman al-Hiri, laki-laki itu pun lantas pulang kembali ke Fergana dan membatalkan niatnya untuk berangkat haji. Laki-laki tadi memilih untuk merawat ibunya, hingga sang ibu tutup usia.

Berikut ini untaian kata-kata mutiara dari Abu Usman al-Hiri;

صَلَاحُ القَلْبِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: اَلتَّوَاضُعُ لِلّهِ والْفَقْرُ إِلَى اللّهِ والخَوْفُ مِنَ اللَّهِ والرَّجَاءُ لِلّهِ

“Shalaahu-l-qalbi min arba’i khishoolin: al-tawaadu’u li-l-llahi wa al-faqru ila-l-llahi wa al-khoufu mina-l-llahi wa al-rajaa’u li-l-llahi.”

“Baiknya hati itu karena empat perkara: tawadhu’ kepada Allah, butuh kepada Allah, takut kepada Allah, dan berharap kepada Allah.”

أَصْلُ العَداَوَةِ مِنْ ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ: مِنَ الطَّمَعِ فِيْ المــَالِ وَالطَّمَعِ فِي إِكْرَامِ النَّاسِ وَالطَّمَعِ فِي قَبُوْلِ النَّاسِ

“Ashlu-l-‘adaawati min tsalaatsati asyyaa’: min al-thama’i fi-l-maali wa al-thama’i fi ikraami al-naasi wa al-thama’i fi qabuuli al-naasi.”

“Asal mula permusuhan dari tiga hal: rakus akan harta, rakus akan penghormatan dari manusia, dan rakus akan pengakuan dari manusia.”

Baca juga:  Sufi dan Seni (1): Sufi dan Keindahan Transenden

Wallahu A’lam.

Katalog Buku Alif.ID
Apa Reaksi Anda?
Bangga
0
Ingin Tahu
0
Senang
0
Terhibur
0
Terinspirasi
0
Terkejut
1
Lihat Komentar (0)

Komentari

Scroll To Top